CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART5

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART5, Hasrat-Bispak32 Ke-2  payudaraku nyata telah mulai tampak oleh Wawan dan Suwito yang sekarang jadi menelan ludah. Saya lagi turunkan handuk ini sampai ujung atas bibir vaginaku yang udah berkali kali berisi penis mereka itu terekspos di depan mereka.

Wawan dan Suwito lagi melotot menyaksikani badanku, hingga mata mereka seperti mau keluar tempatnya. Saya lebih semangat menarik mereka, serta pada situasi telanjang bundar seperti berikut, perlahan-lahan saya memutar badanku, lalu saya mengambil langkah mengarah almari bajuku dengan kaki tersilang seperti seseorang style yang lagi berjalan dalam atas catwalk.

Saya ambil bra dan celana dalamku dari almari bajuku, berniat kupilih bra yang mempunyai ukuran amat kecil pada seluruh punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya mengambil langkah kesana dengan style seperti barusan sekalian mengerling nakal dari mereka.

Seterusnya saya menyengaja berlambat lamban kenakan bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… marilah non… membuka dong…", saya dengar nada Wawan serta Suwito di luar yang meminta meminta dengan paras porno mereka itu.

Tidak tahu apa yang mereka memohon untuk dibuka, bra yang udah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang nyata saya tidak mungkin ingin meluluskan permintaan mereka.

Serta dalam hati saya marah-marah, disini saya dapat dengar kalimat mereka yang gak begitu keras itu dengan terang, namun barusan itu mereka beraga tidak mendengarku. Karena itu saya memastikan untuk membuat mereka tambah haus dan lapar bakal badanku, toh saya aman aman saja di sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menuju mereka berdua. Saya lagi memakai celana dalamku, serta seperti barusan, saya berlambat pelan menambah celana dalamku melintasi ke-2  pahaku, hingga kemudian celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seolah saya mau memamerkan badanku lebih terang dari mereka semua.  Seterusnya saya mengusung ke-2  tanganku, pejamkan mataku dan memutar badanku bagai tengah menari.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam tirai jendela kamarku dan tutup sejumlah badanku dengan tirai itu, sekalian mengerling nakal menuju mereka bertiga.

"Telah, saya pengen tidur!", saya berujar dengan nada keras, lalu saya tutup korden jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli mengayalkan entahlah sekesal apa Wawan dan Suwito waktu ini padaku. Kudengar gebrakan gebrakan kecil di jendela kamarku, namun saya pastinya gak pengin menyikapi semuanya.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku buat keringkan rambutku dengan hair dryer. Saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak berulangkali, ternyata mereka udah terbakar gairah serta memaksakan masuk ke sini untuk mendapatiku, meniduriku dan melumat habis badanku.

Jantungku berdegap kuat, serta saya jadi sedikit tegang juga.  Tetapi saya coba tenang. Saya tahu saya bakal aman dalam kamarku, mereka gak dapat berani melakukan perbuatan lebih jauh seperti merusak pintu kamarku ini. Sehabis rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut dan nyaman, saya memastikan untuk lekas tidur siang.

Saya gak ingin tidur kelamaan, karenanya saya menyetel weker biar berdering saat jam lima sore kelak. Lantas cuman kenakan bra serta celana dalam sebagai berikut, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup sukar saya usaha buat selekasnya tertidur. Andy selalu tampil di hadapanku tiap-tiap saya pejamkan mataku. Jika saya buka mataku, saya jadi mau malam selekasnya datang serta mengandaikan begitu senangnya saya nanti Andy menghubungiku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, dan entahlah berapakah lama setelah itu baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Marah Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore saat saya udah terjaga dari tidur siangku. Tetapi rasa penat dan pegal yang menganiaya badanku sepanjang tiga ini hari udah menyusut banyak. Dan saya udah tersenyum senyuman kembali sebab bayang-bayang Andy telah kembali isikan hatiku.

"Non… non…", kudengar suara Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku risau.

"Ada tukang surat yang memohon tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sesaat", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, dan udara dingin AC kamarku langsung menimpa badanku yang cuma berbalut bra dan celana dalam saja. Saya menggigil sebentar dan langsung lari ke dalam lemari bajuku, lalu saya selekasnya kenakan busana rumah versi takarannya.

"Aduh… krusial deh…", saya mengeluhkan dengan risau.

Saya melihat dari balik korden jendela kamarku, keliatannya Wawan dan Suwito telah tidak di muka jendela kamarku. Entahlah berada di mana mereka saat ini, tidak boleh jangan mereka tengah nungguin saya di muka pintu kamarku.

Karenanya dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, dan saya cuman dapat menyaksikan Sulikah yang menantiku.

"Mbak, harus saya ya yang tanda-tangan?", saya menanyakan dengan keinginan jawabnya tidak.

"Kata tukang suratnya sich harus non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya mau biarkan tukang surat itu pergi, namun saya gak ingin selanjutnya saya jadi kian sibuk jika rupanya yang bakal dikatakan tukang surat itu suatu yang perlu. Mau tak mau saya tempuh kemungkinan ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, dan dengan berharap harap risau saya melihat apa mereka berada pada lebih kurang sini.

"Mbak, mereka ada pada mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich ada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sekalian tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang memandang anak majikannya takut dapat ditiduri, bukan kasihan, justru senyuman senyuman sesuai ini. Saya sedikit dongkol pada Sulikah, tetapi saya gak berujar apa apa dan selekasnya turun ketujuan pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku waktu saya udah ada dalam hadapan pengantar itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman buat mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata loper itu sembari berikan suatu amplop padaku, yang rupanya didalamnya Potongan harga Card dari restaurant favorite Jenny, berikut dengan sebuah tandanya terima serta pulpen padaku.

"Oh ya, thanks pak", saya berujar suka dan menanda menangani pertanda terima itu, lalu saya masuk ke dengan ria.

Bermakna esok atau Senin saya dapat memperlihatkan pada Jenny dan Sherly, saya lebih dulu yang memperoleh Potongan harga Card ini. Serta saya bakal membayari mereka berdua di situ untuk membikin mereka makin geram padaku :p

Tetapi jantungku hampir stop di saat di garasi saya menyaksikan Suwito yang memburuku dengan gantengg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan menghindar bekukan Suwito, dan saya lari ke dengan kuatir, mengharapkan saya masih menyempatkan masuk ke kamarku dan mengancing pintu.

"Tidak mesti lari non, sia-sia saja", sindir Suwito sekalian ketawa, dan dia mulai menyebutrku, membuatku lebih ketakutan serta saya lagi lari mengarah tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit takut di saat tiba-tiba Wawan tampil dari balik tangga, serta saya menghindari sebisaku saat Wawan pula mau tangkapku.

Saya tidak dapat ke tangga,  gak dapat lari ke luar. Saya lari ke ruangan tamu, namun perlahan-lahan mereka jadi membuatku tersudut di sofa tempat tamu. Saya jadi ngotot dan melompati meja di tempat tamu ini, lalu saya berniat larikan diri ke area keluarga.

Namun mereka lebih bisa cepat menghambatku, serta terus menyekapku sampai saya kembali tertekan, terkepung di grandfather clock yang terpasang di ruangan tamu ini.

"Telah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang kian merapat serta siap-siap mencekalku.

"Waktunya non berserah serta main main sama kami", Suwito menambah sembari tersenyum porno.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART5

Jantungku berdegap lebih kuat. Saya tahu saya tidak boleh sampai ketangkap mereka. Karena mereka berdua yang benar selanjutnya akan ditambah lagi dengan pak Bijaksanain, akan menggagahiku hingga sampai mereka senang menyelesaikan sakit hati birahi mereka padaku.

"Ko… kok telah pulang?", kataku sekalian arahkan penglihatanku ke pintu penting ruangan keluarga yang tampak disini.

Wawan serta Suwito langsung melihat mengarah pintu, nyata mereka kaget 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan berikut langsung kugunakan buat larikan diri ke arah area keluarga, serta saya bisa lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang lalu langsung menyebutrku.

"Tidak boleh lari non!", hebat Wawan yang turut menyebutrku.

Saya mati matian lari selekas-lekasnya ketujuan tangga, serta keliatannya saya betul-betul lebih semakin cepat pada mereka. Saya selalu ketujuan ke kamarku, serta saya sukses mengancing pintu kamarku cocok sebelumnya handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku ibaratnya bakal lepas. Tentu Wawan serta Suwito lagi usaha buka pintu kamarku. Tetapi saya pula sadar kalaupun saya udah aman dalam kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan suka.

Lega sekali rasanya saya dapat bebas dari 2 maniak itu. Bukan saya gak pengen layani mereka, saya cuma mau simpan tenagaku ini hari, paling tidaklah sampai saya tuntas telephone dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat karena barusan lari dengan maksimal seperti barusan. Napasku pula sedikit tidak teratur serta badanku sedikit gemetaran, namun saat ini sudah semua aman. Dan saya memikir jika merendam di air hangat kemungkinan dapat turunkan kemelutku.

Jadi saya ambil satu set pakaian tukar komplet dengan bra serta celana dalam dari almari bajuku, serta saya ambil langkah ke kamar mandiku. Tidak lupa saya membawaserta handuk yang terkait di muka wastafel, dan saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan di saat saya lihat pak Bijaksanain yang ada pada kamar mandiku, entahlah semenjak kapan dia ada dalam sini.

Lembar buat lembar kemeja yang kubawa berguguran ke lantai kamarku pada saat saya mundur mundur sembari menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Bijakin mulai dekatiku.

"Pak… gak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, tetapi kondisi ini tetap sama, pak Bijaksanain lagi dekatiku.

Saya bertambah was-was, tidak tahu mesti lari ke mana. Tetapi saya masih mempunyai asa. Asal saya dapat mempermainkan pak Bijaksanain sampai saya dapat lari ke kamar mandi dalam kamarku ini dan mengamankan pintunya, kemungkinan saya masih dapat selamat, sekurangnya untuk beberapa waktu.

"Pak… ya telah Eliza pengin sama pak Bijakin saja, namun tak boleh panggil yang lain ya", saya menyengaja merengek-rengek dengan manja dan sekarang saya justru merapat menuju pak Bijaksanain.

Saya akan menarik kaus yang kukenakan ini, namun saya menyudahi niatku sewaktu pak Bijakin yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini justru buka tirai kamarku yang benar-benar ada di dekatnya.

Saya udah patah semangat, angan-anganku sirna benar-benar sewaktu saya memandang kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Bijakin, karenanya memiliki arti jalan masuk ke kamarku terbuka untuk Wawan dan Suwito.

Saya tidak mungkin memiliki cukup waktu buat larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, sebab saat saya memutar kunci pintu kamarku, pak Bijakin sudah pasti membekukku.

"Saya sich puas senang saja non bila dapat ngeseks sama non sendirian, cuman saya gak nikmat sama Wawan dan Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan atas mereka ", kata pak Berbudiin yang saat ini kembali merapat ke arahku.

Saya sangat jengkel dengar kata-kata pak Berbudiin, yang betul itu. Bila dahulu Wawan serta Suwito tidak mulai kekurang tuntunan mereka kepadaku, belumlah tentu pak Bijaksanain dapat turut nikmati badanku sama mereka.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART5

Lebih kembali, belum pasti saya mesti jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri mulai sejak tahun akhir 2004 tempo hari.

Namun tiada waktu buatku untuk mengenang waktu saat kemarin.  Saya sadar waktu ini pak Bijaksanain udah dekat sekali, dan saya sempat berputar-balik ke belakang untuk menghindari sewaktu pak Bijakin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, sekarang saya sungguh-sungguh berasa bakal digagahi.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Mari bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek nggak, saiki kene lak ngaplo maneh? Namun saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes tidak buko. Wedine non Eliza mlebu lan bersembunyi nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Bijakin ke bahasa Suroboyoan dari mereka, serta pak Bijaksanain lagi dekatiku.

Yang tidak memahami omongan mereka yang memakai bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan ajukan pertanyaan apa pak Berbudiin berada pada dalam kamarku, serta memerintah pak Bijakin buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Bijaksanain menyetujui jika dia berada di dalam sini, sekalian menyenangkan diri karena dia barusan tunggu di kamar mandiku. Kalaupun tak, kini mereka pastinya kembali tidak bekerja. Namun pak Bijaksanain memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya udah dibuka olehnya, lantaran pak Bijaksanain khawatir saya akan masuk dan sembunyi dalam kamar mandiku saat lagi dia buka pintu kamarku untuk Wawan.

Tidak hanya itu pak Berbudiin pula memohon Suwito untuk tunggu di muka pintu kamarku, hingga sampai Wawan buka pintu kamarku untuk dia. Dengan demikian saya mustahil dapat larikan diri melalui mana pun, sebab seluruhnya jalan keluar kamarku udah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Sungguh-sungguh edan, pak Bijaksanain sampai udah bikin siasat sebagai berikut buat tangkapku, dan memanglah mereka sukses membuatku terkepung di kamarku sendiri. Entahlah bagaimana dia dapat pikirkan soal ini, yang terang saat ini saya sudah tidak dapat melakukan hal apa apalagi, serta saya tinggal menanti waktu sebelumnya badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… tak boleh paak…", saya menjerit saat ke-2  tanganku telah ketangkap pak Bijakin yang tau-tau mencekalku, serta saya benar-benar tidak sempat menghindari lantaran semangatku udah sirna.

Saya mulai coba meronta, tetapi semuanya buang waktu saja. Apalah makna tenagaku, seorang gadis yang imut jika diperbandingkan dengan pak Bijaksanain yang miliki tubuh tegap dan kekar itu?

Tidak beberapa lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia menggemboknya. Gordin itu pun ditutup olehnya.

"Pandai kowe Fin", kata Wawan yang nampak begitu suka dengan kesuksesan taktik pak Bijakin.

Lalu Wawan melangkah menuju pintu kamarku, sekalian menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, serta dia buka pintu kamarku untuk Suwito. Mereka berdua sama-sama tos dengan semangat, membuatku lebih lemas lihat ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Diawali
Lengkaplah sudah ke-3  pejantan yang pasti selekasnya melumat badanku buat menumpahkan sakit hati mereka padaku. Tidak tahu mereka bakal menghajarku kayak apakah, saya tidak berani mengayalkan nasibku akan seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta pada saat Wawan dan Suwito dekatiku sekalian menyeringai. Walau sesungguhnya mereka kerapkali nikmati badanku, tetap sekarang ini saya takut takut memandang tatapan mereka yang seperti mau menelanku bundar bulat.

Saya lagi coba melepas ke-2  tanganku dari genggaman tangan pak Bijaksanain.

"Jangan… gak boleh sekarang… esok saja… tidak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas udah melumat bibirku.

Pada saat saya mendesah rintih hingga kemudian megap megap lantaran kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku udah dilorotkan.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART5

Saya tidak menyaksikan siapakah yang melakukan, namun dengan pak Berbudiin yang mencekam ke-2  tanganku dan Suwito yang masih juga memagut bibirku, saya tahu aktornya pastilah Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, dan selanjutnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh hasrat.

Saya mulai melemas, serta sewaktu pak Bijakin membebaskan cengkramannya pada tangan kananku, saya telah sangat kisruh untuk gunakan tangan kananku entahlah buat memajukan Suwito yang repot melumat bibirku, maupun Wawan yang memagut bibir vaginaku. Apalagi tenaga pada tangan kananku ini rasanya lesap entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta serta merengek-rengek sewaktu Suwito membebaskan pagutannya pada bibirku.

"Lepasin? Non Eliza tidak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, serta dia bersama pak Berbudiin menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Sekarang saya tinggal kenakan bra yang memiliki warna putih ini, serta saya tahu sesaat lagi pembantaian kepada diriku akan selekasnya mulai.

Pak Bijakin serta Suwito yang berdiri di sisi kiri serta kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama