CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART6

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART6, Hasrat-Bispak32 "Aaah…", saya menjerit takut saat tiba-tiba badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, dan ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya makin gak memiliki daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Bijakin yang berdiri di samping kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di sisi kananku, dan ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan serta kirinya, saya tidak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menyerangku sewaktu saya memahami badanku melayang-layang lumayan tinggi dari lantai, manalagi dalam status sebagai berikut mereka bawa badanku keluar kamarku, terus keluar hingga sampai ke arah tempat jemuran busana.

Tetapi yang paling membuatku was-was yaitu kepala Wawan yang berada pada ke-2  pahaku yang terbuka, serta yang tentu muka Wawan menghadap langsung pada bibir vaginaku, amat dekat. Suatu jilatan yang tengah dilakukan Wawan mulai pembantaian kepada diriku, serta saya mengulet kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, tetapi saya harus melenguh waktu Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpancang di hadapannya, dan badanku mengartikulasikanng bagus tanpa dapat kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan kepuasan yang kualami, pak Bijaksanain serta Suwito menambahkan pengidapanku. Mereka menguak bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyesap ke-2  puting payudaraku yang berada pada hadapan mereka. Saya mulai tidak mampu terima seluruh rangsangan ini, badanku mengulet dan menyebutng tidak bisa kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mendesah dan meminta.

Tidak ada jawaban pada mereka atau tanda-tanda mereka pengen dengarkan permintaanku. Mereka bertiga selalu memikat ke-2  puting payudaraku, pun bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam keasyikan ini, hasratku telah naik tidak karuan, dan rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta dan merengek-rengek antara lenguhan serta rintihanku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART6

Tetapi memanglah salahku  sich, nampaknya marah tiga pejantan ini begitu besar selesai saya berkali kali merayu dan memancing hasrat mereka sepanjang hari ini. Mereka sekali-kali gak mengindahkan permintaanku serta dengan kejam mereka lagi menyiksaku.

Saya telah tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk serta meliuk, kepalaku hingga terdongak gara-gara enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Sebab status badanku yang seperti berikut, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, serta rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tau-tau mereka bertiga bersama-sama hentikan tindakan mereka, akan tetapi mereka membebaskan badanku masih tetap melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengesah perlahan-lahan, dalam hati saya berasa sedih karena nikmat yang menyerangku ini jadi redup saat mereka stop demikian saja semacam ini.

Tetapi saya cuman diam, saya gak pengen berucap apa apa, mengharap atau melakukan perbuatan apa saja, meski diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan nafsu yang menimpa badanku.

"Non Eliza pengin turun?", bertanya Wawan sekalian meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek dan saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku buat menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, serta ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku betul-betul tak berfungsi. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku masih tetap berada di hadapan muka Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Selalu apa tanggung-jawab non tadi telah membuat kita kita tegangan tinggi waktu tonton non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang lalu menyeruput puting payudaraku yang berada di hadapannya sampai saya mengulet serta menyebutng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok justru saya yang diperintah tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang berang??", dari meminta saat ini saya jadi tidak setuju dengan geram sembari mencegah nafsuku saat Wawan serta Suwito repot menyerbu wilayah wilayah peka di badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan serta Suwito hentikan gempuran mereka, dan mereka sama-sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang jengkel dari mereka, tetapi saya tidak dapat melakukan hal apa saja pada saat badanku masih melayang-layang sesuai ini dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tak mau tahu, dasarnya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza udah membikin kita kita ngaceng berkali kali tiada hasil semenjak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kesenangan gara-gara siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya pengin meronta, saya mau meminta biar mereka melepaskanku ini hari saja, karena saya gak pengin pada situasi lemas waktu terima telephone Andy malam nanti. Saya mau nikmati waktu saat mengobrol dengan Andy tanpa ada siksaan rasa pegal maupun mengantuk karena kecapekan.

Tetapi tidak beberapa lama kemudian saya telah tidak bisa kembali berpikir tenang. Saya mengerang rintih kesenangan waktu ke-2  pergelangan tanganku dicengkam oleh pak Bijaksanain serta Suwito, dan tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba dan membelai perutku, sementara itu mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Semuanya masih ditambah lagi tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sesadis ini. Seluruhnya kesan kesenangan yang kurasakan ini terlampau luar biasa serta meresahkan pikiranku.

Selanjutnya saya pilih nikmati waktu saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, serta saya cuman dapat mengharapkan malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telpon Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku menyebutng berulang-ulang, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tanpa dapat kutahan kembali, saya mesti berserah alami orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi dan menggeliang top melepas luapan liar ini, dan sekali ini tiada satu juga pada mereka yang pengen mengampuniku meski saya meminta seperti apa saja.

Juga sekali ini mereka tambah memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, dan tersebut ditambahkan bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", suatu cucupan yang sangat kuat oleh Wawan pada bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.

Rasanya tiap lanjutan tulang di seluruhnya badanku lepas waktu saya mesti mengartikulasikanng dahsyat karena tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, mengakibatkan lututku sudah tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Berbudiin dan Suwito tidak lepas meski saya menggeliang seperti apa saja. Mereka mengamankan ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing dan tangan mereka yang satunya seperti tidak pernah jemu mainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terbendung seperti berikut, saya terasa tidak memiliki daya juga utk sekedar lepaskan pergolakan orgasmeku. Namun diam diam saya jadi benar-benar puas diberlakukan sesuai ini oleh mereka, serta saya sangatlah nikmati ketidak punya dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Sudah dong… turunin saya ya…", saya meminta dan merengek-rengek dari mereka dengan napas yang terengah-engah.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi sewaktu jawaban yang kuterima yaitu pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Tetapi cuma sesaat saja, Wawan udah menyudahi pagutannya. Dan dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2  tanganku yang masih melingkar di leher pak Berbudiin dan Suwito, dan ke-2  pergelangan tanganku yang masih tetap terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART6

Saya menyaksikan Wawan tuju pintu yang batasi sisi luar serta dalam di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu memasangkan kunci itu pada bagian luarnya.

Selanjutnya Wawan tutup dan menutup pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sekalian menyaksikanku dengan senyuman penuh sindiran, seakan akan menuturkan bila sekali ini saya tidak mungkin dapat lolos.

Tiba-tiba saya kaget karena saya mengerti satu perihal. Bukan bab saya tidak barangkali dapat larikan diri, lantaran saya telah mengetahui kalau saya usaha lari ke bawah, selanjutnya di bawah kelak saya mesti terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta dapat lekas ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud ialah, kenapa mereka memutuskan tempat jemuran busana ini sebagai tempat membabat diriku? Di lokasi yang benar-benar terbuka ini, bagaimana bila kelak rintihan serta lenguhanku hingga sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana jika kami sampai kelihatan oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa ada berniat memandang menuju rumahku?

"Wan… tidak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Biar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara menghina.

"Nggak… bukan getho Wan… saya takut kalaupun di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji tidak bakal lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya kalaupun getho non gak boleh bernada, mudah kan?", jawab Wawan sesenang hati, dan dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sekalian menempatkan muka cemberut, tetapi selang beberapa saat badanku menyebutng sewaktu ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Bijakin dan Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mendesah serta mengulet, di antara kesenangan dan kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan terus merapat, dan sekarang penglihatanku berpindah menuju di penis Wawan itu telah tegak mengacungkan itu, yang siap buat mengeduk serta menyetubuhi lubang vaginaku.

Sewaktu Wawan udah membungkuk di hadapanku serta ke-2  pahaku yang kurapatkan mulai sejak barusan ini dikendurkan olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap mengikhlaskan lubang vaginaku ini terima tusukan beringas dari penis gagah Wawan itu.

"Mmm…", saya mengesah perlahan waktu kurasakan bibirku ini di cium halus, serta saya terus pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membuat jantungku berdetak kuat.

"Mmmhh…", saya kembali mendesah saat kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Ditambah lagi dengan remasan remasan halus di ke-2  payudaraku oleh pak Berbudiin serta Suwito, pula kecupan mesra Wawan yang sekarang udah berganti menjadi  pagutan penuh gairah di bibirku, seluruhnya membuatku mulai menderita dalam birahi.

Ke-2  lututku terasanya lemas. Jika kini ke-2  tanganku tak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan dan kiriku ini, ke-2  kakiku ini tentu gak sanggup menumpang badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba menghentikan derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang menyebabkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Saat itu saya lagi mengesah terhambat saat bibirku lagi dipagut Wawan semacam ini, serta napasku mulai habis. Saya bertambah menderita dalam kesenangan ini. Saya tidak bisa meronta, badanku rasanya sangat lemas, tenagaku lesap entahlah ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharap dia mengetahui kodeku bila saya telah mulai menanggung derita sebab kekurangan napas. Akan tetapi Wawan justru menambahkan siksaan ini. Saya rasakan lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, serta reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama sama bertaut.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART6

Selanjutnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, menarik dan mencucup air ludah dalam mulutku ini. Saya sudah tidak dapat bernafas kembali sebab pergolakan birahi yang menerpa diriku ini ibarat menutup dadaku.

"Oooh…", saya meratap lega di saat selanjutnya Wawan membebaskan pagutannya seusai bahagia mencucup semua air ludah di mulutku ini.

Napasku terengah gak karuan sesudah barusan saya lumayan lama kekurangan napas. Saya usaha mengendalikan napasku ini, tapi cubitan nakal Suwito di puting kanan payudaraku ini bikin napasku kembali mengincar.

Serta sewaktu pak Berbudiin meremas kuat payudara kiriku, dan menyesap puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kenikmatan nikmati seluruhnya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali meratap saat Wawan dengan sekehendak hati mengambil jemari tangannya yang mulai sejak barusan direndam celup ke lubang vaginaku.

‘Waan… masukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya tidak ingin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya pengin meminta di Wawan biar dia ingin masukkan jemari tangannya kembali, atau jadi masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Tetapi saya masih lumayan sadar untuk mengawasi harga diriku selaku nona majikan mereka. Karena itu saya mau tak mau diam serta pejamkan mataku, sekalian mengharap mudah-mudahan Wawan selekasnya memikat lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh perlahan waktu rasakan suatu hal yang tebal, hangat serta basah mendesak bibir vaginaku.

Saya buka kembali mataku. Nyatanya saat ini Wawan sedang berjongkok di depanku dan menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih ingin memainkanku, menganiaya diriku yang telah terbenam dalam pergolakan birahiku ini.

Selanjutnya Wawan memegang ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengerang kenikmatan, badanku kembali menggeliat, kurasakan cairan cintaku kembali meluluh.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dan kesan yang fantastis menimpa diriku waktu tiba-tiba Suwito mencengkeram dan memagut bibirku, sementara itu pak Berbudiin yang masih menyusu pada puting kiri payudaraku, sekarang pun meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja sebab dibiarkan oleh Suwito yang sekarang repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mengesah nikmat karena cumbuan bertubi tubi yang telah dilakukan tiga pejantanku ini, dan saya cuma dapat mengguman gak terang sebab bibirku yang selalu dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan semuanya ini belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu menarik lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri serta ke kanan, ke atas serta ke bawah, membuat mataku terbeliak, badanku melafalkanng dan mengartikulasikanng.

Saya sudah pasti menjerit kesenangan kalaupun bibirku sedang tidak dilumat oleh Suwito semacam ini.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mendesah panjang serta badanku tersentak sekian kali iringi orgasme dahsyat yang menempa badanku.

Otot perutku melafalkanng hingga ibaratnya akan kram, menghadirkan rasa nikmat pada terasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya masih ditambah lagi rasa nyeri yang tambah jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir banyak sekali. Namun dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu gak lepas meskipun saya menggeliang seperti apa saja. Dan semua cairan cintaku yang tetap meluluh itu dicucup serta diseruput Wawan hingga habis.

"Mmmhk…", saya mengesah kurang kuat, pasrah.

Tidaklah ada yang dapat kulakukan kecuali menggelepar, meronta, mengerang terhenti. Tetapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekali-kali tak menyurut, lantaran Wawan terus mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, dan Suwito gak melepas bibirku dari pagutannya, sementara pak Bijaksanain terus bergairah memagut puting kanan payudaraku.

Mereka selalu menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART6

Seusai sesaat disiksa seperti berikut oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya telah lemas serta cuman dapat pasrah terima semuanya. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa gak punya daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas sewaktu Suwito melepas pagutannya, dan saya masihlah harus melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, menambahkan semua kesan nikmat yang udah mulai dari barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengesah dan menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang sedang dilakukan Suwito kini demikian mesra, membuatku lebih kebingungan serta tidak tahu mesti lakukan perbuatan apa. Jantungku berdetak cepat, dan orgasmeku betul-betul tak menyurut.

"Telah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, akan tetapi saya kembali mengesah waktu tiba-tiba kurasakan suatu hal yang hangat pada leherku.

Saya tidak lagi rasakan kuluman pada puting kanan payudaraku, memiliki arti telah dipastikan pak Berbudiin yang mengubah gempurannya di leherku ini.

"Pak Bijakin juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka hentikan pembantaian pada diriku ini.

Namun mereka mana pengen mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya selalu menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah-engah.

Namun lidah yang nakal itu masih tetap bermain di lubang vaginaku, menyerang serta mengeduk tanpa ampun. Daun telinga kiriku lagi dilumat secara halus, lalu jilatan dan ciuman di leherku ini… pun semuanya rabaan tangan tangan mereka yang penuh hasrat di sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak dapat terima siksaan orgasme buat orgasme yang selalu menderaku mulai sejak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama