CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART3, Hasrat-Bispak32 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tak lama setelahnya, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kayaknya Cie Fifi memanglah menyediakan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang ia paham akan dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal mulanya.

"Dasar. Telah orangya cebol, tidak sadar kali jika burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang lalu tinggalkan gudang ini.

Ujaran Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, soal yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhenti di saat tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah tuturnya pengen nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus mendesak nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta permainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta merintih kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat saya lagi usaha membuat penis Dedi berejakulasi. Terkadang saya memandang nakal di Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku dapat usai lebih semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat bercakap, cuma dapat mengguman tidak terang sewaktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali waktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu telah ada di sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, tetapi waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu udah menyibak rok seragam sekolahku, serta saya udah pasrah menanti hukuman yang bakal dikasihkan Dedi jika dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian kuat. Dua murid keji ini dapat lekas melumatku di gudang ini, tetapi yang paling kutakutkan merupakan Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Mestinya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu buatku untuk memikir atau berleha leha. Tiba-tiba badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Selanjutnya dengan urutan ke-2 kakiku yang masih tetap semacam itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruh tehnik oralku supaya Pandu cepat capai pucuk dan nanti dia tidak turut nikmati lubang vaginaku selesai Dedi tuntas nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, sebab kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Ingin rasanya saya menangis, namun saya gak ingin kelak rekan temanku terpenting Jenny justru menanyakan bertanya bila kelak mataku tampak sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan selalu mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bakal diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terhenti sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengundang kesan yang aneh sewaktu saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah serta terus mengesah terbendung, tetapi saya tidak lupa kalaupun saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah serta meronta kesakitan saat saya rasakan pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", sentil Dedi di saat saya melihat ke belakang buat menyaksikan apa yang sedang dilakukan Dedi.

Saya lihat sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk hentikan semuanya ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi sungguh-sungguh mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi beres.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.

"Telah, tak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang terhenti, tetapi sekarang ini saya tidak miliki alternatif lainnya, saya harus menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tak sabar untuk nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, dan suatu benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang benar kepala penis Dedi itu, sekarang melekat dan mendorong bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng sebentar di saat penis Dedi memisah lubang vaginaku dan terus melesak masuk. Saya pejamkan mata mencegah sakit, serta seterusnya saya terus usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian pada dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terhambat, serta saya mulai tidak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Mengakibatkan saya mesti tambah menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya harus bertarung menghentikan mual gara-gara berbau apek yang melanda hidungku, pula saya mesti membatasi terasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuma mengharapkan pasienanku ini lekas selesai. Saya  mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku seusai saya tuntas ditiduri oleh dua begundal ini. Seusai saya kumpulkan segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia akan membebaskan penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia telah tak bisa meredam kepuasan service oralku.

Tetapi saya gak pengen melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat menghentikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sesaat setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan sewaktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semuanya cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak pengin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku tadi semestinya udah sukses. Saya benar-benar dongkol kepadanya.

Saya terlintas bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menaklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan metode yang serupa untuk mengeluarkan kejengkelanku di Pandu. Saya terus mengisap penis dalam mulutku ini meski penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum usai dengannya.

Saya terus menghirup serta menarik penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, serta waktu saya melepas tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama dengan nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergelintang sehabis saya dan banyak pacarku balik mencabuli mereka.

"Oooh… kamu nyata-nyata pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menohokkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya bakal meletus saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi tuntas menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, balik tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti tidak percaya dengan yang barusan terjadi.

"Brengsek, kamu dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking emosinya.

Situasi di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya sangat sakit hati waktu Dedi menyebutku pelacur.

Tiada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya harus mengatur diriku di toilet, sekalian minimal saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya selekasnya membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di seputar pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, agar dapat membantu rasa gak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan seperti berikut? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di mukaku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran bertukar telah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit pada perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu nyata sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tidak ingin terkena tragedi buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza udah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali pada kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya balik ketujuan ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu habis nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan risau.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Namun saya sudah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop mencemaskanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan belas kasih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya berasa sedikit gak nikmat karena saya harus tidak jujur pada Jenny yang demikian melihat dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacaukanku, meski saya tahu ini yaitu yang terunggul, dibanding ada yang dengarkan penuturan kami saat saya mengakui apa yang sebetulnya terjadi padaku pada saat saya berada pada toilet, ataupun lebih persisnya di gudang barusan.

Namun selang berapa saat Jenny udah kembali repot memikat dan menghinaku masalah Andy. Ditambah lagi saat jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mengajarkan di kelas kami tak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah bergairah menarikku, dan saya telah habis akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Dan saat saya tidak tahu mesti melakukan hal apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang lagi dikerjakan Andy? Apa yang lebih kurang berada di ingatan Andy kini? Apa dia pikirkanku? Tiba-tiba saya telah berasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali suka deh… hingga sampai sampai saya tidak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindar.

"Getho ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin ngomong apa ya… saya pengen ngomong, bila Eliza gak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan model cuek bebek sekalian mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah memanglah barusan keluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai was-was kalaupun kalau Jenny sungguh-sungguh dalam kata ujarnya, serta saya dan selalu merengek-rengek.

"Bila begitu kamu tidak boleh mengelit lagi sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya tidak dapat bercakap apa apalagi dan mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuman dapat tersenyum malu sembari menata seluruhnya buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja menyambat waktu saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin hingga sampai kapan sich anyar bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan cemas.

"Maka dari itu tak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian merengkuhku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART3

Saya lihat ke sekitarku, nyatanya memanglah kelasku ini udah kosong selainnya kami bertiga. Tetapi tetap juga saya cemas jika ada yang dengar kata-kata mereka barusan terkait saya jadian sama Andy. Saya tidak ingin Andy dengar isu yang tidak tidak, saya gak mau hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Namun, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen untuk pisah pada mereka, biar saya gak tiada henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, bertepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya telah tidak miliki argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi risi sewaktu saya memandang sang cebol. Saya terkenang perbuatan bobroknya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Apa lagi Cie Fifi udah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami dan minta pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama