CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART2

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART2, Hasrat-Bispak32 Kami balik arah, serta mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Serta ke-2  pujaan hatiku ini tidak jenuh jemunya menarik dan mengejekku perihal Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima seluruhnya. Saya cuman dapat mengharapkan kami selekasnya hingga sampai ke kelasku. Namun saat kami sampai di muka pintu kelas, tiba-tiba saya terasa ingin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak bila ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… tidak perlu ah… sekejap saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya sudah dech, tak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama melambai-lambaikan tangan dengan Sherly, lalu masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus merengkuh tanganku. Sebetulnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, namun saya menurut saja sekalian mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tak ada yang sangsi lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly membebaskan gandengan pada tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Tidak mesti dech, saya kan hanya sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan model sedih, namun dia lambaikan tangannya.

"Iya, hingga sampai kelak", saya menjawab sekalian mengangkat tanganku pula, lalu saya lekas ketujuan toilet.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART2

Di saat saya bakal masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, dan diam diam saya berasa terheran-heran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh begitu waktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya lagi masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya memutuskan satu diantara dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Selesai saya usai buang air kecil dan mengatur busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar buat kembali lagi ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhambat sewaktu tiba-tiba ada suatu tangan yang menahan mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, suatu tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, namun pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa perlawanan yang bermakna, saya telah terbawa masuk ke gudang yang berada di sisi toilet, tempat di mana Vera tidak tahu disetubuhi atau tengan layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menarikku ke ujung ruangan ini, sampai kami berada di balik timbunan meja serta bangku tua. Tanpa ada lepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia menghimpit bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak berapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Selekasnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding lantaran saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung tidak lama, lalu saya mengacauk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran bila saya mengakibatkan kerusuhan, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja pertimbangannya namaku akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa usaha memandang mengarah Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi sesudah tontonan itu usai, saya was-was Dedi gak bakal membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks saat ini. Diam diam saya memikir bagaimana agar ini hari saya tak mesti memasrahkan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki bobrok ini. Kemungkinan saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya gak pengin tepergok seseorang sebab saya mengesah, atau saya takut ditanya guru di kelasku karena saya kelamaan ada di toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat lagi saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi menggandeng lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku ke yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu menyaksikan masuknya seseorang cebol yang kukenali selaku pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja merupakan Cie Fifi, seseorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kurang lebih 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam ke Jenny, Sherly, saya, juga siswi lain yang makan di kantin. Tidak tahu apa yang dikehendaki Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat ia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sesenang hati di bangku yang berada di tengah ruang ini. Saya tidak memahami apa yang lagi dilaksanakannya, apa menanti satu orang, atau dia memiliki rencana suatu hal lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya terheran menyaksikan kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras geram. Tetapi anehnya Cie Fifi justru mendatangi sang cebol yang lagi tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam gak menjawab.

Tidak lama kemudian sang cebol berdiri, dan seterusnya jantungku berdebar-debar kuat memandang suatu panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini berada di dalam rok Cie Fifi, pas di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya lagi memerhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yaitu kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin hasratku perlahan-lahan bangun, serta saya harus usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut serta turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya anyar sadar kalaupun rupanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Namun sudah pasti saya gak dapat lakukan perbuatan jenis-jenis ketimbang nasibku malahan jadi lebih jelek. Saya tidak tahu apa yang hendak terjadi padaku bila saya membikin kekacauan yang menimbulkan sang cebol ini tahu saya berada di sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya tidak dapat banyak berbuat di saat Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta memulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadangkala kasar, yang benar tingkah Dedi ini membuatku resah serta jantungku berdetak bertambah kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART2

Saya tidak berani menghalau lantaran saya takut tepisanku  mengakibatkan suara yang kemungkinan kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang  lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi terlampau kuat buatku buat kusingkirkan demikian saja. Saya menggelinjang kurang kuat, fokusku buat menyaksikan bab erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri telah mulai terangsang karena tingkah Dedi yang meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar akan peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya lihat ke Cie Fifi. Rupanya dia tengah pejamkan mata serta mendesah gak karuan sembari memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang jelas yakni kepala sang cebol.

Meski jantungku berdegap cepat menyaksikan itu seluruh, terasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali menggeliang, dan saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi terus menempel kuat serta selalu berikan remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau-balau serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi nyata, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya menunjuk stop menggerakkan badanku, namun saya coba menggenggam dan menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada maknanya buat Dedi, namun saya gak pengin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di bab erotis di depanku. Tidak tahu semenjak kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang terkapar di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu tentu celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang saat ini sedikit membungkuk, mendesah serta mengesah dengan muka seperti membatasi sakit saat lagi sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan di rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan sekarang sang cebol itu tidak tahu tengah menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi merayu dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini kian jadi selesai.  Saya sangat terangsang, tidak tahu sebab remasan nakal yang sudah dilakukan Dedi pada ke-2  payudaraku, atau karena pikiranku yang melayang-layang mengayalkan apa yang terjadi dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil waktu saya hampir tidak dapat menghentikan diriku untuk mengerang lantaran Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi kian sukar buatku sewaktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya pula baru tahu kurang lebih dua pekan yang lalu, bila bu Fifi itu bisa pula digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Mau rasanya saya menampar Dedi lantaran ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya tidak berani melaksanakannya, selain saya takut kehadiranku di sini ketauan oleh Cie Fifi serta terpenting sang cebol, saya tidak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta membikin nasibku lebih jelek.

Karena itu saya cuman dapat memandang Dedi dengan dongkol, tetapi bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan meredam rintihanku. Saya cuman dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku hingga ia suka.

Namun di saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha atur napasku sepelan kemungkinan biar dengusan napasku ini tidak hingga kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar nada sang cebol, yang tanpa enggan memerintah Cie Fifi secara langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali perhatikan mereka. Telunjuk sang cebol bergerak ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menghardik pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Kendati pun raut muka Cie Fifi kelihatan jengkel, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lalu Cie Fifi merendahkan badannya dan menopangkan kepalanya di ke-2  tangannya yang saat ini terlipat namun tetap menopang di lantai.

Tanpa ada berucap apa manalagi, sang cebol melepaskan celana panjang dan celana dalamnya yang rada kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu serta membuka rok Cie Fifi ke atas. Tidaklah ada perlawanan sekali-kali dari Cie Fifi saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, dan sejenak kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah mulai bergerak mundur-maju disertai desahan serta rintihan Cie Fifi. Tidak tahu mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi bila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya kurang begitu bertanya-tanya menyaksikan sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang tiap hari dilihat demikian ramah dan enerjik, nyatanya merendam kasus yang gak berbeda jauh denganku. Saya terasa haru di Cie Fifi walau dari percakapan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1x kembali mengikhlaskan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEKSI PART2

Akan tetapi suatu remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika kini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka usai kelak, saya pun pengin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia selalu meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggelinjang kesakitan. Dan kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi dapat memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas intimidasi Dedi di dalam tempat tambal ban itu, dan hal tersebut membuatku was-was karena tidak lama lagi saya dapat memperoleh perkara jika Dedi mengenal saya menggunakan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang perihal beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana tekniknya saya meminta biar Dedi pengin dengar alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengesah sampai saya kembali perhatikan Cie Fifi.

Rupanya sang cebol lagi bergairah memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali menggeliang kesakitan saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan geram di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi geram, serta dia cuma tersenyum senyuman, kayaknya dia puas sehabis membuat ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, membikin kondisi di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya berpikiran ini saat yang pas buat memberikan iktikad dan alasanku di Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya diomelin sama guru kalaupun saya kelamaan di sini.", saya berbisik perlahan sembari memandang Dedi dan menanggalkan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, kayaknya dia sedang berpikiran.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, dan saya lekas turunkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya tercenung sesaat menyaksikan penis itu udah ereksi, serta waktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… dikarenakan kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit risi pun dengar rayuan asusila Dedi. Tetapi saya tidak ingin buang waktu, saya selekasnya mulai merayu penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengeluh, serta sewaktu saya melirik menjurus mereka, saya memandang sang cebol sedang menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari umumnya punya banyak pejantan yang sudah memerkosaku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, sejak mulai barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, tetapi gak hingga sampai melenguh seperti misalnya wanita yang tengah dirundung orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama