CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BOHAY PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BOHAY PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BOHAY PART2, Hasrat-Bispak32 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya terasa tak mau menentang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu memikirkan bagaimana keliatannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Serta saya malahan kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya karena kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan pembicaraan saya sudah tidak terselesaikan,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tuturnya, "Saya membikin kamu jadi nikmat di sini ya?"


Juragan menguak kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BOHAY PART2

Saya belumlah sempat disentuh orang di sisi situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah kiranya. Rasanya ada suatu hal yang pengin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan selalu memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya berasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, dan tidak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir  saya mengetahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap dan sangatlah nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya setelah itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, gila tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian ngomong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta mendadak saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memang saya belum ketahui banyak tentang tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot lihat anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi gak dapat muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengen kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya digagahi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tiada menanti jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan terus nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, makin lama makin cepat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga gak dapat bicara, sekedar dapat ndesah dan njerit gak karuan. Saya usaha memohon Juragan tidak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dilunasi? Mengapa tidak sejak dahulu saja, ya?Terbayang ingatan begitu dalam kepala saya. Tetapi saya abaikan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran serta meminta saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau semacam apa nampaknya saya. Muka saya pastinya terlihat cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Mari terus Denok… saya puas ndengar suaramu jika dientot… mbikin jadi gairah. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak bila telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa tujuannya Juragan, dan tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, kalaupun kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat karena dientot Juragan. Tetapi gak lama setelah itu saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin gemar nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya telah tak perduli semesum apa cakepg saya pada saat saya menjerit kesenangan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Buat pertamanya kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta selanjutnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terjepit jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sekalian memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu ingin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BOHAY PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran lumayan lama hingga selanjutnya kemampuan saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, gantengg saya tentu sudah nggak karuan. Bedak saya hingga luntur serta menempel di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk melihat saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan dan terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko bertambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, ditambah lagi cocok awut-awutan seperti ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, rupanya ibu pemilik sewa kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok acak-acakan getho? Habis ngapain kamu?"


Seluruh pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya segera membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih tidak yakin apa yang baru saja saya lakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewa 3 bulan. Apa saya bersedih atau malu? Apa saya harusnya bersusah-hati atau malu? Tidak tahulah… Namun yang terjadi jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang tengah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, setiap saat saya perlu uang, saya tidak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya pada laki laki. Saya mengerti ini gak betul, dan semestinya saya stop, tetapi rayuan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga di kenal selaku Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Telah malam, dan saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah orang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya bila ia pengin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang miliki tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sembari menggauli kemben saya.


"Pengin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang ada pada sana, cuman ia dan seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang tidak laku-laku dikontrak lantaran terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka satu diantaranya serta saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka memohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertamanya?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan cuman kerja sebagai berikut lebih mudah mendapat uang. Saya pula tak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Dan selanjutnya, saya dapat uang. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin mempunyai pengalaman menjadi lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Dan saya juga jadi semakin dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya amat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadangkala saya hingga tahu soal rumah tangga mereka. Saya mengerti beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun bila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya  beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal baru. Semisalnya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertama coba itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun makin lama kebiasa juga.  Saya  jadi tambah tahu dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah wafat. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sampai kini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya  jadi tahu kalau dahulu, saat muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah suka seseorang penari juga.  Cuman masa itu Juragan belum mempunyai apapun, manalagi penari itu pula simpanan seseorang camat. Juragan sekedar dapat menonton serta terkagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan lantaran itu  Juragan selalu memohon saya gunakan busana dan dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga suka kalaupun dapat membuat Juragan puas. Semakin hari saya semakin terlarut di kehidupan jadi penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pelepasan gairah lelaki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya lagi mohon lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih tetap melakukan karena hanya uang. Semakin lama saya semakin krusial. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BOHAY PART2

Sudah tidak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya lantas kian berani. Pada akhirnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah merasai tubuh saya, serta saya lantas hamil… Alamiah, bila ingat telah demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya selalu melacur kendati perut saya jadi membesar. Dan saya pula selalu hadir ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya sudah memulai mencolok, serta beliau nampak rada risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan melecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertama beliau setubuhi saya. Namun saat ini, pada seluruh konsumen saya, saya hanya dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula tidak tahu. Kemungkinan sebab setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati saat bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sembari cakepgnya waswas. Rasanya saya ingin membikin beliau gak panik. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun selepas saya serta Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi momen yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, namun masih keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Tetapi saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Yang pasti ada yang lihat serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pas lihat saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun karena masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan omong itu semuanya sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila tidak dikarenakan yang kali pertama itu, kamu tidak perlu hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama